saya hanya tahu poptastic! seperti one-man run indiepop club dan adalah sutuq. tapi dia menghilang saat baru sekali saya melakukan kontak.
sekarang sutuq kembali, saya seperti tidak bisa untuk tidak melakukan interview yang beberapa kali dia jawab dengan mengatasnamakan 'kami'. tapi siapa yang lain, saya tidak pernah berniat tahu. lagipula ini bukan riset sejarah.
saya selalu tahu poptastic! adalah indiepop club di bandung. sebelum akhirnya kamu memposting rilisan lama di bawah nama yang sama. bagaimana semuanya dimulai?
betul sekali. kala itu sederhana aja sih, saya ingin membuka telinga teman teman bahwa selain britpop ada juga yang lain. karena kebetulan saya sempat berdomisili di hamburg, jerman, terpikirlah untuk bikin kompilasi obscure pop bands yang berasal dari jerman. jadilah rilisan pertama poptastic! yang berjudul tonista supadupa freshpop german pop compilation. saya lupa, entah berapa rilisan kaset pada saat itu.
sebetulnya kami juga sempat merilis kompilasi bootleg yang bermuatan bands seperti, spearmint, blueboy, chapterhouse, red sleeping beauty, belle and sebastian yang kala itu (tahun 2000) masih hanya bisa terakses oleh segelintir orang saja.
seiring berjalan nya waktu, ditandai munculnya bands lokal yang mulai out of the box (box=britpop) seperti blossom diary, the sweaters dan lain sebagainya, timbul pula keinginan untuk lebih memperkenalkan band-band lokal tersebut. kami pun merilis untuk yang kedua kali kompilasi band lokal yang bertajuk delicatessen. fisiknya kaset dan hanya sekitar 150 pcs yang kami jual karena keterbatasan kemampuan.
kurang lebih begitulah semuanya bermula. terlalu naif kalau seandainya saya bilang, saya tidak mempunyai rasa riya ketika melakukan itu semua. hahahah.
ah ya. saya menyadari postingan kamu tentang jerman. apakah indiepop club nya juga mulai di hamburg? apa saat itu label firestation sudah ada? apa hamburg dan berlin kota yang berdekatan? berlin punya arti yang lumayan dalam untuk saya dan adi!
yang saya mulai sebetulnya di indonesia, bandung januari 2000. yang punya gagasan soulmate saya, nhanha a.k.a nishkra. kala itu kita berkoordinasi via mIRC, haha, #dreampop tepatnya. saya di hamburg, nhanha di melbourne. sampai sekarang kami berteman baik, dan hal seperti ini lah yang saya harapkan ketika musik jadi jembatan atau sebab timbulnya hubungan baik buat para pelakunya.
setelah poptastic! yang pertama saya pun kembali ke hamburg dengan sejuta good nostalgia dari bandung dan jakarta. melalui PPI (Pesatuan Pelajar Indonesia) hamburg, saya pun meng-arrange poptastic! indiepop club versi hamburg. ketika itu christian sugiono yang mengusahakan kita bisa memakai bar yang ada di asrama tempat dia tinggal. berlangsunglah poptastic! versi hamburg dengan cukup seru karena kebanyakan yang memenuhi dancefloor adalah bule jerman. ah sudah lah ini hanya ingin share aja pengalaman baik saya di hamburg. bahkan akhirnya saya ditawari jadi song selecter reguler di sebuah bar di distrik st. pauli hamburg oleh seseorang yang hadir di acara poptastic! versi hamburg. kala ini lah saya sekali-kalinya bisa menghasilkan uang dari hobby saya meski gak seberapa.
firestation saat itu sudah ada, cuma release-an nya masih bisa dihitung dengan jari. jujur saya langsung jatuh cinta dengan release-an label uwe weigmann ini. saya lebih banyak berinteraksi dengan marsh-marigold yang memang label hamburg, dan jörg winzer dengan mind the gap mailordernya sebagai pemasok release-an indiepop dari seluruh dunia.
sebetulnya saya punya hubungan yang baik dengan firestation. beberapa gig yang mereka bikin sempet saya hadiri, bahkan menginap di tempat mereka. entah kenapa meskipun hanya didasari menyukai musik yang kurang lebih sama, orang tuh secara tiba tiba bisa sangat baik sekali secara hubungan sosial.
hamburg - berlin paling hanya 3 jam perjalanan naik kereta. dan berlin sangat multi rasial, scene musik yang berkembangnya pun sangat berbeda-beda. jujur bagi saya jerman tuh sangat minoritas sekali indiepop scenenya. makanya mungkin ketika seseorang bertemu sesama penyuka indiepop, senang banget kali yah. hahaha.
ih saya benci mengatakannya, tapi kamu living legend! saat poptastic! kedua musik blossom diary sudah didengar di jerman?
no no no. saya mungkin kebetulan berumur lebih tua dan kebetulan lagi berada deket dengan source.
sayangnya belum, karena album mereka belum kelar saat itu. namun yang saya dengar, keberadaan poptastic! yang pertama dengan lanjutan kisahnya lah yang mengilhami lahirnya blossom diary, satu band yang benar benar out of the box kala itu. at least menurut saya.
di 2009-2010 kamu mulai menghilang. saya ingat kita sempat chat soal single beach weds. tapi setelah itu kamu benar-benar menghilang. kenapa?
kalau gak lupa, saya sempet keluar sekali di tahun 2010, acara poptastic! di paris van java yang di-arranged sama marine dkk, yang akhirnya kami sadari bahwa itu sebuah kesalahan. hahahahhah. dan iya, saya ingat ada yang tag single beach weds di facebook saya.
di masa itu masalah sedang banyak banyaknya. urusan keluarga. saya harus prioritaskan keluarga. malah sempat berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan di mana saat itu saya harus selalu berada. sampai akhir tahun 2015, timbul kerinduan akan hal-hal yang sempat saya pikir untuk saya lupakan, tapi honestly, gak bisa.
waktu saya betul-betul menghilang, saya mencoba mengalihkan hobby saya ke dunia yang juga ternyata bukan saya banget. bersosialisasi dan mencoba melebur diri dengan komunitas motor trail di daerah saya tinggal, soreang. dan ternyata akhirnya timbul perdebatan batin antara kepedulian saya dengan lingkungan sama ego saya yang saat itu senang main motor di hutan.
hal baik yang saya dapat alhamdulillah banyak, sebelum akhirnya saya mulai sangat mengurangi kegiatan bermotor merusak alamnya. saya mendapat banyak sudut pandang hidup dari mereka yang tinggal di pegununungan, yang alhamdulillah saya juga bisa dengan sangat baik berinteraksi dengan mereka, bahkan merasa seperti mempunyai keluarga baru.
apa yang waktu itu kamu dengarkan saat motor trail di hutan?
gak ada. suara alam dan landscape cukup refreshing saat itu. hanya saja dari teman sejawat yang putar lagu-lagu dangdut koplo, pop sunda dan the rolling stone terkadang demi kebersamaan saya dengar juga.
hahah. kenapa kamu berpikir poptastic! 2010 adalah kesalahan?
hmm.. ternyata hanya jadi batu loncatan buat segelintir orang oportunis yang sialnya berpendapat bahwa poptastic! adalah sebuah produk yang layak jual. tapi ini pernyataan buruk sangka saya aja sih. hahahah.
oportunis #goahead?
muaranya ke situ. meskipun saya seorang perokok, kurang bijaksana rasanya kalau tetap jadi bagian dari propaganda rokok. tapi ketika yang dipakai alasan adalah perut, ya go ahead lah, gadaikan tuh semua atribut nya, indiepop, indie, arus pinggir apapun lah itu namanya. halal kok jadinya kalau dipakai buat nafkah hidup. hahahah.
yang masalah adalah ketika kamu menjual indiepop dengan menaruh bands di bill tapi tidak membayar mereka sesuai budget/keuntungan yang kamu terima.
itu masalah selanjutnya kalau pendapat saya. first, ketika orang bawa nama indiepop or indie or apapun namanya disandingkan dengan corporate, rokok apalagi, itu sudah masalah menurut saya. intinya, sebesar apa pun uang yang dikasih mereka untuk support, tetap gak sebanding dengan dampak jangka panjang dari propaganda mereka tentang rokok.
sekali-sekali kita boleh dong sok smart. even FormulaGP dan motoGP sudah gak pakai sponsor rokok, itu artinya dampak buruknya tidak sebanding dengan support mereka. hahahah sok tahu ya saya.
dilanjut dengan apa yang kamu bilang di atas bahwa bill nya dibayar tidak sesuai dengan uang yang 'mereka' dapat, apakah masih kurang cukup alasan untuk menolak?
balik ke poptastic! sebagai indiepop club. berapa kali acaranya pernah dibuat?
persisnya saya juga gak ingat. yang cukup besarnya indie weekender tahun 2000, do you remember the first time 2002, yang ketiga tahun 2004. kami juga sempat bikin gig rada gelap bertajuk loveless di tahun 2002.
indiepop club yang reguler hampir setiap bulan berapa kali persisnya saya lupa. yang jelas di tahun 2002 sampai akhir 2003 akhir, tempatnya di amsterdam cafe, jalan braga bandung, dan sempat juga di buqiet cafe bandung.
oh ya, kami juga pernah bikin sekali di jakarta, saya lupa tempatnya yang jelas di pusat. parkit kalau gak salah.
tema indiepop club nya juga selalu berubah ubah, berusaha untuk lebih detail, bahkan kami pun sempet berkolaborasi dengan komunitas punk bandung saat itu.
apapun namanya dan apapun yang telah kami lakukan hanya dengan dasar kesukaan, yang secara finasial jauh dari untung. saat itu yang kepikiran hanya fun dan bikin sesuatu yang menyenangkan buat kami.
kecuali poptastic! yang pertama, kami selalu berusaha nyisipin band yang punya materi lagu sendiri untuk main. mocca, the milo, blossom diary, the sweaters, rumah sakit, cmon lennon, bahkan teenage deathstar pernah main di acara kami.
selanjutnya, poptastic! yang pernah ada setelah yang saya sebut di atas, bukan kami yang bikin.
bukan kalian yang buat? maksudnya dikasih ke orang lain acaranya?
iya. tapi sudahlah.
sekarang kamu kembali. apakah indiepop still at heart? apa kamu sadar band-band yang ada sekarang semua punya sound yang sama?
still at heart gak yah? hahahah. nilai yang saya berusaha terapkan dalam hati saya dari istilah indiepop adalah kejujuran nya aja sih. jenuh saya dengan kata indiepop dan polemiknya.
saya bukan seorang kritisi musik. apa yang saya dengar enak di telinga dan menghibur buat saya, saya dengarkan. seandainya terdengar sound nya sama, saya juga gak begitu peduli sih. apalagi di indonesia, sebuah negeri di mana sejak dini manusia dilatih untuk 'berseragam'. seandainya pun ingin beda, ya semua 'seragam' ingin beda.
terlalu sulit juga buat keluar dari pattern yang pernah ada. dan dasar ketertarikan saya juga sudah ada patokan.
dasar ketertarikan kamu sudah ada patokan? referensi maksudnya?
iya, gak jauh dari indiepop -as genre, twee, shoegaze, dreampop blablabla, khusus ketika saya sebagai subject yang memutar untuk saya nikmati.
kamu harus memulai indiepop club nya lagi.
sepertinya sudah gak perlu lagi bikin indiepop club lagi. source sudah mudah didapat, siapapun could be a song selecter, kecuali kalau harus vinyl. mungkin indiepop jadi milik beberapa gelintir orang saja koleksi vinyls. seandainya dianggap perlu diadain lagi, hanya untuk tujuan silaturahmi.
dulu diadainnya poptastic! indiepop club selain hedonism dan riya, ada niat baik untuk share ke yang mungkin punya selera kuping yang sama dan mempererat silaturahmi sih.
buat saya pribadi, apapun yang pernah saya bikin in the name of indiepop, alhamdulillah banyak hikmahnya. apalagi awalnya banyak sekali teman baru, namun sejalan waktu dan seleksi alam lambat laun mulai keliatan siapa yang true friends dan siapa yang hanya sekedar menganggap saya batu loncatan dan katakanlah butuh informasi dari saya. anggaplah saya dalam hal ini belagu. betul kata the whistling possum, indie kids are getting worse. :p
.
Skint & Demoralised - You Probably Don't even Realise When You Do The Things I Love the Most
saya suka ini! bolehkah saya taruh wawancara ini di blog saya?
ReplyDeleteKeren banget ni interview. Menambah sudut pandang ttg scene indiepop. Sebagai orang dr daerah yg ga banyak orang mainin indiepop, seru juga keknya bikin postastic di daerah.
ReplyDeletehallo saya kimung, pengin ijin memuat wawancara ini di buku sejarah musik elektronik bandung yang saya tulis dong, judulnya on frequency, musik elektronik bandung 1990 - 2020. haturnuhuunn.
ReplyDelete